Senin, 22 Juni 2020

Macam - macam Sesat Pikir


Image

Seringkali ketika dalam berargumen kita memaksakan prinsip-prinsip untuk menarik kesimpulan yang tidak relevan atau menggunakan kata-kata yang memiliki makna lebih dari satu. Hal tersebut dikarenakan adanya sesat pikir dalam proses berpikir kita.

Sesat pikir adalah penalaran atau argumentasi yang sebenarnya tidak logis, salah arah dan menyesatkan. Secara sadar atau tidak sadar, kita sering melakukan ini dalam kehidupan sehari-hari. 

Kenapa seseorang memberikan argumen? Seseorang memberikan argumen karena untuk membuktikan bahwa kesimpulan yang ia tarik dari suatu informasi adalah benar. Namun sebuah argumen ada kemungkinan untuk gagal dalam mencapai maksudnya. Maka dapat dikatakan sebagai kegagalan argumen.

Ada dua kemungkinan kegagalan argumen, yaitu:

1. Argumen tersusun atas premis dengan proporsi yang salah.
Premis 1: Ani membunuh nyamuk yang menggitnya
Premis 2: Membunuh adalah sifat yang keji
Kesimpulan : Ani seseorang yang sangat keji

2. Argumen tersusun atas premis yang tidak berhubungan dengan kesimpulan yang dicari.
Premis 1: Ayam bisa dimakan
Premis 2: Bebek bisa dimakan
Kesimpulan: Ayam dan bebek adalah unggas

Setiap kekeliruan akan menimbulkan argumen yang salah. Ada dua macam argumen yang salah, yaitu:
1. Kekeliruan relevansi
2. Ambiguitas penalaran

Kekeliruan Relevansi

Kekeliruan relevansi terjadi dikarenakan ruang lingkup suatu argumentasi terdiri atas premis2 yang scr logis tidak relevan dengan kesimpulan yang dicari. Ada beberapa macam kekeliruan relevansi:

a) Argumentum ad Baculum
Pembenaran argumen atas dasar kekuasaan. Contoh: dalam sebuah peradilan, sidang dinyatakan batal demi hukum setelah adanya "surat sakti".

b) Argumentum ad Hominem
Argumen yang pada umumnya menunjukan penyerangan terhadap kepribadian seseorang. Contoh:
-Apa yang bisa dipercaya darinya kalau mukanya saja jelek.
-Seorang pegawai tidak dapat promosi jabatan karena pernah memberikan kritik terhadap atasannya

c) Argumentum ad Ignorantiam
Argumen yang sulit untuk dibuktikan kebenaran atau kesalahannya. 
Contoh:
- Karma is real
- Seorang dukun telah menyantet korbannya

d) Argumentum ad Misericordiam
Argumentasi yang berdasarkan pada rasa kasihan untuk membenarkannya.
Contoh:
- Seorang mahasiswa diluluskan oleh dosennya dikarenakan sudah melebihi batas studinya, padahal skripsinya belum sesuai dengan kaidah ilmiah.

e) Argumentum ad Populum
Kekeliruan yang dianggap oleh masyarakat umum benar.
Contoh:
- Seorang warga mengkritik jokowi, ia di anggap kadrun. Seorang warga mengkritik anies, ia dianggap neo-komunis.

f) Argumentum ad Verecundiam
Argumen yang keliru namun dianggap benar karena dinyatakan oleh pakar yang dikagumi, namun tidak sesuai dengan kepakarannya.
Contoh:
Seorang ahli biologi menyatakan pendapatnya yang keliru tentang perekonomian.

g) Accident
Kejadian yang terjadi pada kasus2 khusus, namun dianggap berlaku umum, padahal tidak relevan.
Contoh:
- Ani merelakan utang budi terhadapnya karena budi sedang tertimpa masalah. Bukan berarti setiap utang harus direlakan.

h) Converse Accident
Dalam beberapa kasus tertentu, beberapa orang cenderung memusatkan perhatiannya pada hal yang sudah dianggap populer.
Contoh:
- Seorang polisi diberikan kewenengan memegang senjata api, bukan berarti polisi dapat menggunakan senjata api seenaknya.

i) False Cause
Ada dua kemungkinan orang keliru dalam menyimpulkan terjadinya peristiwa:

1) No Causa Pro Causa
Kesalahan pikir menganggap sesuatu menjadi sebab, padahal bukan sebab yang sebenarnya.
Contoh: Kesedihan orang lain dianggap menjadi sebab nilai akademiknya turun.

2) Post Hoc Ergo Propter Hoc
Suatu peristiwa dapat dijadikan sebab untuk peristiwa lainnya, padahal hanya kebetulan.
Contoh: Negara China melakukan pembantaian terhadap suku Uighur, maka peranakan China di Indonesia adalah pembantai yang kejam.

j) Petitio Principi
Mempertanyakan premis2 yang sudah dianggap benar oleh umum.
Contoh: Kebebasan berpendapat adalah hak setiap warga negara, realitasnya banyak pendapat yang dibatasi kebebasannya.

k) Complex Question
Sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab.
Contoh: Apabila ada sebuah pertanyaan yang menawarkan jawaban "ya" dan "tidak", jawaban "ya" belum tentu benar, karena jawaban "tidak" bisa saja benar.

l) Ignoratio Elenchi
Merupakan kesimpulan yang tidak relevan dari argumen yang dimaksudkan khusus. Contoh: Seorang narasumber menjabarkan tentang pentingnya edukasi seks bagi anak, wartawan mengambil kesimpulan narasumber mendukung seks bebas.

Sumber: Dasar-dasar Logika (Eugenius Sumaryono)

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah, sebelum komentar itu dilarang