Sabtu, 09 Mei 2020

Reformasi Pola Hidup Jepang

Buku Seikatsu Kaizen, karya Susy ONG
"Jepang? Oh negara maju itu. Kudengar negara itu maju karena pola hidupnya baik. Itulah keunggulan mereka, budaya tradisionalnya yang disiplin."

Matahari terbit, bunga sakura, Maria Ozawa, Nobita, Doraemon, dll adalah hal-hal yang identik dengan Jepang. Disiplin, itulah kata yang ada dibenak kepala ketika mendengar kata Jepang.

Kita terkagum-kagum akan budayanya, sistem kereta api yang tepat waktu, masyarakat yang disiplin, etos kerja yang tinggi, hingga tata kelola kota yang baik. Bahkan suatu waktu salah satu kota di Jepang terkena banjir, kita dapat melihat air yang menggenangnya sangatlah bersih.

Seikatsu Kaizen, buku hasil studi pustaka Susy ONG ke perpustakaan di Jepang pada 2014. Menceritakan perjalanan negara matahari terbit itu dari negeri yang tak beradab menjadi negeri yang seperti kita kenal sekarang.

Anggapan umum kita selama ini bahwa kedisiplinan Jepang berasal dari kebudayaan tradisionalnya, dipatahkan oleh buku ini. Abad ke-18, negeri sakura itu sangat tak beradab. Di kereta-kereta orang-orang bertelanjang dada, berganti baju di tempat umum, bahkan ada yang bersenggama dengan pelacur di depan umum.

Pada abad itu pula Jepang tertutup dari dunia luar, negara sekutu meminta kekaisaran untuk membuka pasar agar mereka bisa berdagang disana. Perlahan-lahan pasar dibuka, dan kesadaran muncul bahwa selama ini negeri sakura tertinggal jauh pada segi peradaban dan teknologi dari dunia barat.

Karena kesadaran itu, rekayasa budaya dilakukan. Satu persatu Undang-undang bermunculan yang diterbitkan kekaisaran. Seluruh rakyat diminta untuk bekerja dengan giat dan hidup hemat. Rekayasa agama pun dilakukan, Shinto adalah agama yang dinasionalisasikan dari ajaran Buddha, untuk menghormati para kaisar terdahulu yang telah berjasa kepada negeri Jepang.

Modernisasi menjadi kunci penting. Peran masyarakat juga menjadi sangat penting dalam proses pembaharuan Jepang. Karena apa gunanya beribu-ribu undang-undang diterbitkan apabila tak diterapkan secara konkret bersama-sama.

Melihat hasilnya saat ini, sepertinya bukan tidak mungkin dalam puluhan bahkan seratus tahun ke depan Indonesia mampu menjadi negeri yang makmur dan tertib. Tentu hanya mimpi jika tak dilakukan secara konkret, kita mulai dari diri sendiri. Karena nyatanya kita hanya mampu menerbitkan undang-undang, tetapi belum bisa menjalankannya dengan baik.

Seikatsu Kaizen menjadi buku yang rekomended, penulisan ringan dengan isi yang punya bobot. Covernya juga manis, bagus buat dijadiin pajangan hehe.

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah, sebelum komentar itu dilarang