Sabtu, 02 Mei 2020

Berangkat dari Ketidaktahuan


Aristoteles pernah mengemukakan pemikirannya bahwa pada dasarnya, manusia ingin tahu. Namun pemikiran Socrates bertentangan dengan pemikiran Aristoteles, ia mengatakan orang paling bijak adalah ia yang tidak tahu.

Suatu hari murid Socrates bertanya pada Oracle dari Delphi, nenek tua yang diyakini sebagai perpanjangan dewa Apollo. Murid itu bertanya "Wahai Oracle, siapakah manusia yang paling bijak di muka bumi ini?", lalu Oracle menjawab "Socrates, ia adalah manusia paling bijak di muka bumi."

Setelah mendengar jawaban dari Oracle, sang murid langsung menceritakannya kepada Socrates. ia kaget mendengar cerita tersebut. Sebagai seorang "Sophist" yang terkenal akan kebijaksanaan dan sikap skeptisnya, Socrates ingin membuktikan pernyataan Oracle kepada muridnya itu.

Maka dari itu Socrates mencari orang yang lebih "bijak" dari dirinya untuk memberikan sanggahan atas pernyataan Oracle. Setelah melalui perjalanan yang panjang, Socrates menarik kesimpulan bahwa orang yang paling bijak adalah ia yang tidak tahu.

Jika dilihat sekilas, pendapat Socrates dan Aristoteles adalah sebuah kontradiksi. Socrates mengatakan yang paling bijak adalah ia yang tidak tahu. Sedangkan Aristoteles mengatakan pada dasarnya, manusia ingin tahu.

Mungkin ada baiknya kita ambil kesimpulan, sebelum memenuhi nafsu keingintahuan seperti kata Aristoteles. Sebaiknya kesadaran Socrates yaitu merasa tidak tahu lebih didahulukan, agar kita bisa menerima pengetahuan dengan sebaik-baiknya.

Seperti kata salah satu pembicara dalam seminar sebelum memulai seminarnya mengatakan "kalian lihat gelas ini? Jika terisi air dan ditambahkan air lagi, ia akan luber. Agar terisi dengan baik, maka kosongkan dahulu gelas ini."

Pecahkan saja gelasnya, biar ramai!
Selamat Hari Pendidikan Nasional!

Sumber: Paradoks Sokratik

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah, sebelum komentar itu dilarang