Kamis, 06 Agustus 2020

,

Lahirnya Angka yang Digdaya - PDB


Penemuan PDB merupakan
"nuklir" bagi ilmu ekonomi - Alan Atkisson

Produk Domestik Bruto (PDB) yang awalnya disebut Produk Nasional Bruto (PNB), diciptakan oleh ekonom Amerika-Rusia Simon Kuznets dan kelompok kecil peneliti muda pada krisis ekonomi besar yang terjadi pada 1930 yang kita kenal sebagai Depresi Besar (Great Depression). Kuznets dan kelompoknya berusaha menciptakan sistem neraca nasional yang bertujuan untuk mengeluarkan Amerika dari Depresi Besar 1930.

Jauh sebelum Kuznets dan Kelompoknya menciptakan PDB, William Petty seorang dokter tentara inggris, diminta menjalankan sebuah survei sistematis mengenai kesejahteraan negara pada waktu itu Irlandia tahun 1652. Down Survey, penelitian tersebut dinamakan, berhasil menyajikan suatu pengukuran yang mengukur kekayaan sebuah negeri melalui analisis ekonomi yang sistematis.

Kuznets memodernisasi sistem pengukuran kekayaan negara. Pemikiran sederhana Kuznets mengenai PDB adalah "Satukanlah produksi perorangan, perusahaan dan pemerintah dalam satu angka tunggal". Memasuki perang dunia kedua pada 1940an, Pemerintah Amerika ingin memanfaatkan neraca nasional untuk mendukung perjuangan Amerika dalam Perang Dunia II. 

Pasca perang, Amerika dan sekutu keluar sebagai pemenang. Amerika memiliki struktur modal yang kuat, hal ini dipengaruhi oleh perhitungan PNB yang menjaga tingkat konsumsi sipil dalam negeri, tanpa adanya pengalihan penuh industri ke sektor militer. 

Pada 1950an PNB menjadi begitu dominan untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara. PBB pada 1953 mengeluarkan standar perhitungan yang terpengaruh dari metodologi PNB Kuznets. Karena keberhasilan PNB mengeluarkan Amerika dari Depresi Besar 1930 dan menjadi mesin perang Perang Dunia II, banyak elite politik dan pembuat opini saat itu tidak menyadari kelemahan angka-angka ini.

Setelah Perang Dunia II usai, muncul dua raksasa ekonomi dunia, yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Perang dingin berlangsung, Uni Soviet sebagai pimpinan blok sosialis menciptakan perhitungan tandingan untuk menandingi PNB, yaitu Produk Sosial Bruto dan Produk Material Neto.

1980an, Gorbachev selaku Presiden Uni Soviet kala itu menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi selama 1920 - 1980an yang dianggap resmi oleh Pemerintah Uni Soviet tumbuh sebesar 8.500 persen. Namun yang sebenarnya terjadi hanya tumbuh sebesar 400 - 500 persen saja. Maka dari itu, Gomkostat selaku badan statistik nasional Uni Soviet meminta bantuan kepada ahli statistik Amerika untuk membantu mereka melakukan transisi ke perhitungan PNB.

Dengan masuknya Uni Soviet ke dalam sistem PNB, angka itupun menjadi ukuran keberhasilan ekonomi yang diterima secara global. Pada 1991 PNB diubah menjadi PDB, Dari "Nasional", produk bruto menjadi "Domestik".

Seperti yang kita tahu, angka PNB merujuk pada seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh pendudukan suatu negara tanpa memedulikan barang dan jasa tersebut dihasilkan di dalam atau di luar perbatasan negara tersebut. Sedangkan PDB merujuk pada seluruh barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara tanpa memandang barang dan jasa tersebut dihasilkan oleh warga negara manapun.

Hal tersebut meningkatkan angka PDB yang di interpretasikan sebagai lonjakan ekonomi di negara berkembang. Namun kenyataannya angka-angka itu menjadi semu, dikarenakan peningkatan tersebut dipengaruhi oleh perusahaan-perusahaan multinasional. Hal ini menyembunyikan fakta mendasar "Negara-negara maju sedang mencuri sumber daya milik negara berkembang dan menyebutnya sebagai keuntungan bagi negara berkembang".

Dengan menerapkan kebijakan untuk mempertahankan PDB, sebuah negara tidak hanya akan mendapatkan manfaat ekonomi, tetapi status geopolitis juga ikut meningkat. Hal tersebut memaksakan negara-negara miskin ikut menerapkan perhitungan PDB, yang menjerumuskan negara tersebut ke jurang penyesuaian struktural dan reformasi makroekonomi, yang secara langsung didikte oleh IMF dan Bank Dunia.

Terjadilah sebuah paradoks "PDB dipaksakan juga ke negara-negara miskin, padahal Kuznets sendiri menyatakan bahwa pendekatan PDB jangan pernah diterapkan pada negara-negara yang amat bergantung pada struktur ekonomi informal"

Tak ada PDB, maka tak ada pesta...

Bersambung....

"Kesejahteraan tidak dapat diukur dengan uang atau diperdagangkan di pasar. Ini tentang keindahan lingkungan sekitar kita, kualitas kebudayaan kita, dan terutama, kekuatan hubungan kita. Memperbaiki rasa sejahtera masyarakat kita, saya yakin, merupakan tantangan utama politik di zaman kita" David Cameron (Konferensi Eropa Google Zeitgeist)

Sumber: Sejarah dan Realitas Politik di Balik Angka Pertumbuhan Ekonomi, oleh: Lorenzo Fioramonti

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah, sebelum komentar itu dilarang