Kamis, 30 Juli 2020

Angka Paling Digdaya Sedunia - PDB

What's Your "Why" Story? - Mimi Donaldson

"Kita mencuri masa depan, menjualnya di masa sekarang dan menyebutnya PDB" - Paul Hawken

Setiap kuartal dalam tahunan, kita sering melihat di media berita pengumuman tingkat ekonomi Indonesia yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), angka tersebut adalah PDB atau Produk Domestik Bruto.

Apa itu Produk Domestik Bruto (PDB)? PDB adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. Nilai tersebut diambil dari konsumsi perseorangan (consumption), perusahaan (investation), negara (government), ditambah dengan nilai ekspor (x) dan dikurangi nilai impor (m), dengan formula PDB = C + I + G + (X-M)

Negara - negara di dunia pun, dikelompokan berdasarkan PDBnya. Mungkin sering kita dengar tentang G-8 ataupun G-20, yaitu kelompok negara - negara di peringkat 8 atau 20 yang dihitung berdasarkan angka PDB negara tersebut.

Bagi logika umum sepanjang abad 20, ketika angka PDB di suatu negara naik, maka dapat dikatakan negara tersebut mengalami peningkatan ekonomi, yang berarti menandakan ke arah hal yang positif. Singkatnya PDB menjadi angka acuan, makmur atau tidaknya suatu negara.

PDB menjadi angka yang begitu kramat, terkhusus bagi para pengambil kebijakan ataupun analis ekonomi di suatu negara. Pemerintah, entah itu di negara maju ataupun berkembang, selalu berusaha untuk meningkatkan angka PDB negaranya ditiap kuartalan ataupun tahunan.

Bahkan, sebagian besar negara yang sedang berjuang untuk keluar dari resesi ekonomi, merancang kebijakan mengikuti diktat pertumbuhan PDB. Sekalipun suatu negara berusaha untuk mengurangi dampak perubahan iklim akibat dari gas rumah kaca yang sedang terjadi, ditentang oleh banyak negara dikarenakan dapat memberikan efek buruk bagi pertumbuhan PDB global.

Ketika PDB hanya menghitung barang dan jasa yang dihasilkan tanpa mengindahkan biaya untuk lingkungan ataupun sosial, apakah layak PDB dijadikan angka untuk mengukur kemakmuran suatu negara? bahkan kemakmuran masyarakat global? Apakah kualitas hidup kita meningkat ketika PDB tumbuh sebesar 3 sampai 5 persen? 

Bersambung...

Sumber: Sejarah dan Realitas Politik di Balik Angka Pertumbuhan Ekonomi, oleh: Lorenzo Fioramonti 

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah, sebelum komentar itu dilarang