Minggu, 12 Mei 2019

Review Buku Negeri di Ujung Tanduk

Judul: Negeri di Ujung Tanduk
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Gramedia Pustaka Tama
Jumlah Halaman: 359

Awalnya ngga ada niatan untuk baca buku ini, tapi entah apa yang menuntun gue untuk akhirnya baca buku ini. Di cover belakang buku ini tertulis "Sekuel NEGERI PARA BEDEBAH" sedangkan gue belum baca buku Negeri Para Bedebah. Jadi, semoga gue masih paham sama alur cerita dari Negeri di Ujung Tanduk ini yoww.

Isi Buku
Thomas merupakan seorang ahli ekonomi yang membuka jasa konsultasi di negeri ini. Thomas juga membuka unit baru dalam bisnis jasanya, yaitu jasa konsultan politik. Mungkin bagi para politikus yang ingin memenangi pemilihan entah itu Pemilihan Eksekutif ataupun Pemilihan Legislatif, dapat menggunakan jasa Thomas. Karena dirinya telah terbukti memenangi pemilihan Gubernur di dua daerah.

Alur cerita berjalan dari Thomas melakukan kegiatan pertarungan untuk menantang petarung dari Hongkong, yaitu Lee.  Thomas melakukan pertarungan tersebut di salah satu hotel bintang lima yang ada di Makau. Bermula dari Makau inilah adegan demi adegan layaknya film action dimulai.

Kejadian demi kejadian berlangsung, dari penculikan yang dilakukan pasukan anti teror Hongkong di atas kapal yacht hingga aksi pelarian yang begitu menegangkan.

Isi yang ada di buku ini juga hampir mirip sama di dunia nyatanya sih, tentang kegiatan aparat yang korup. Manis di depan layar televisi padahal aslinya busuk. Thomas sebagai konsultan politik salah satu calon kandidat presiden harus mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk menumbangkan lawan politiknya yang bermain secara 'kotor'. Bagi Thomas melawannya dengan cara kotor juga tidak ada salahnya. 

Bahasa yang dipake sama Tere Liye di buku ini simpel dan ngga bertele-tele. Jadi para pembacanya dapat dengan mudah memahami isi cerita dari buku ini. Namun yang kurang adalah plotnya yang kalo dimasukin ke dalam film menurut gue bakal ngebosenin dan gampang ketebak banget. Mungkin yang bakal jadi obat dari bosen itu ya aksi pelarian dan aksi-aksi menegangkan lainnya yang disajiin dalam buku ini.

Kesimpulan yang gue ambil, Tere Liye menyampaikan pesan kepada pembacanya agar lebih peduli terhadap kondisi negeri ini. Terlihat dari kata-kata yang ada di cover belakang, yaitu

Di Negeri di Ujung Tanduk
Para penipu menjadi pemimpin, para pengkhianat menjadi pujaan
Bukan karena tidak ada lagi yang memiliki teladan
Tapi mereka memutuskan menutup mata dan memilih hidup bahagia sendiri

Nilai keseluruhan dari gue untuk buku ini adalah 8/10. Walaupun plotnya yang gampang ketebak dan begitu-gitu aja. Tapi penggunaan bahasa dan juga pesan yang pengen disampaikan dapet sih.

Sekian, Wassalam.
Happy reading hooman!

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah, sebelum komentar itu dilarang