Jumat, 29 Desember 2017

Konspirasi Abal Buatan Lamunan

Indonesia dan Malaysia merupakan dua negara yang memiliki penduduk umat muslim terbanyak di Asia Tenggara. Bahkan, mungkin Indonesia terbanyak di dunia. Mungkin kalau kita berbicara yang sedikit tidak realistis mengenai konspirasi. Mungkin tidak, jika ada suatu kelompok dan segala macamnya mempunyai misi untuk melemahkan umat muslim dengan cara-cara terselubung?

Ini ilustrasi yang saya buat sendiri dalam bayang – bayang pikiran saya. Kelompok-kelompok ini melakukan sebuah rencana besar-besaran yang sangat rinci, mulai dari bagaimana memulai, bagaimana tetap konsisten pada rencananya, sampai pada titik tujuannya. Kelompok-kelompok ini melihat umat muslim di Indonesia dan Malaysia berkembang dengan baik dan akan menjadi ancaman untuk misi-misi lain dari kelompok ini ketika hubungan kedua negara sangat akur.

Lalu dimulailah kelompok ini mengirimkan agen-agennya dengan masuk menjadi oknum-oknum dari setiap negara ataupun menggunakan tenaga lokal masing-masing negara dengan diiming-imingi kekayaan dan kekuasaan. Setelah sukses masuk menjadi bagian dari kedua negara tersebut, rencana selanjutnya adalah bagaimana caranya kedua negara ini (Indonesia dan Malaysia) menjadi bersitegang satu sama lain sehingga warga dari kedua negara saling menghujat yang mengakibat hubungan kedua negara menjadi tidak kondusif. Ini yang dituju, memang kedua negara ini penduduknya tidak hanya beragama islam tetapi umat muslim adalah mayoritas dan tujuan intinya adalah bagaimana kedua negara ini menjadi tidak solid.

Maka dilkakukanlah adu domba (devide et impera), Seperti contoh bisa saja pengakuan reog ponorogo yang dilakukan Malaysia berawal dari orang-orang bagian kelompok-kelompok tersebut, dengan memberi paradigma ke warga Malaysia bahwa pengakuan ini mutlak sehingga pantas dan benar adanya, dilain pihak orang-orang dari kelompok ini yang ada di Indonesia mengompori warga Indonesia untuk mengecam dan mungkin kalau agak sedikit berlebihan akan mengancam perang. Dan karena kecaman dan ancaman ini pihak dari Malaysia merasa tidak mau kalah sehingga jadilah kedua negara ini saling sinis.

Melihat ke negara lain selain misi Indonesia-Malaysia, kelompok-kelompok ini sedang menyusun misi untuk merebut Palestina. Maka dilain misi juga negara-negara yang mayoritas penduduknya adalah umat muslim dibentuklah konflik-konflik dari yang kecil hingga yang besar. Dan tujuannya adalah agar negara-negara mayoritas muslim ini hanya fokus pada permasalahan area-areanya tersendiri dan hanya sedikit memberi perhatian kepada palestina yang sedang dibombardir. Dan sukseslah tujuan kelompok-kelompok tersebut dengan mudahnya merebut Palestine tanpa desakan yang kuat dari negara-negara yang mayoritas penduduknya adalah umat muslim.

Ilustrasi diatas ialah hanya imajinasi saya ketika tadi pagi sedang melamun, dan masalah kebenerannya adalah benar bagi imajinasi saya namun tanda Tanya bagi realitanya. Jangan terlalu serius bacanya nanti kalian pikir ini memang terjadi dan akan menganggap saya sok tahu. Karena ini murni hanya gambaran imajinasi saja. Sekian, Wassalam.

Minggu, 17 Desember 2017

Semesta, Jangan Marah

Akhir-akhir ini serangkaian fenomena alam semakin menjadi-jadi. Banjir bandang Gunung Kidul, Siklon Dahlia dan Cempaka dan yang baru terjadi gempa bumi yang menggetarkan pulau Jawa. Mungkin ada fenomena kecil lainnya yang kurang heboh.

Ada apa? Mungkin itulah pertanyaan yang pantas dilontarkan. Perubahan iklim yang telah menunjukan tajinya kah? Atau ini adalah sebuah rangkaian alam yang wajar terjadi?

Mengapa? Mengapa semua ini bisa terjadi. Apa manusia yang semakin abai terhadap semesta? Mungkin begitu.

Semesta, politik menjadi lebih menggiurkan dari pada memperdulikan keberadaan-mu. Dengan politik disitulah mesin uang bekerja dan kewibawaan dipertontonkan, sementara mengurusi engkau? Hah! Menghabiskan tenaga saja.

Namun, dengan fenomena yang sudah kau tunjukan telah menampar nurani orang-orang. Setidaknya kau lebih diperhatikan. Walaupun masih beberapa yang enggan untuk menengok.

Sampai kapan kau akan bangun seperti ini terus? Beri kami waktu untuk memperbaiki yang sudah kau porak-poranda. Tenaga kami terbatas dan kau mengamuk dalam rentang waktu yang cepat.

Untuk sekarang, memohon maaf sepertinya lebih bijak dan untuk kedepan memperbaiki-mu serta menjaga-mu agar tetap terkendali adalah kewajiban. Kau nyaman dan kami aman. Semoga engkau mengerti. Semesta, Jangan Marah.

Rabu, 13 Desember 2017

Desember Marah

Tak jauh berbeda dari dahulu
Desember ini kali ini begitu sendu
Dahlia dan cempaka datang satu-persatu
Hingga waktu menelan menjadi berlalu.

Manggarai begitu mencekam sore itu
Angin dan air datang terburu-buru
Angin seperti marah dalam bisu
Dan air tumpah menghapus nafsu

Inilah peringatan-mu
Semoga setelah reda amarah itu
Akan datang hangatnya kemarau.

Dan aku tak tahu,
Apakah kemarau akan sama sepertimu.
Membawa amarah musibah,
Atau keindahan anugrah.

Aku akan menunggu,
Karena hidup hanya soal waktu.


Minggu, 10 Desember 2017

Mereka yang Ikhlas

Mungkin sudah sering semua orang dengar tentang pepatah “Dimana ada pertemuan, disitu ada perpisahan”, terdengar mainstream memang. Seperti halnya ketika memasuki sebuah ikatan yang mungkin akan terbatas waktu. Namun yang terpenting, bagaimana menjaga ikatan tersebut tak tergerus waktu.

Bertemu orang-orang yang sebelumnya belum mengetahui sifat dan karakteristik-nya adalah seperti berkelana menyusuri jejak yang misteri. Yang sebelumnya memiliki anggapan yang berbeda setelah mengetahui realitanya.

Waktu dari hari ke hari tak pernah henti, semua mengalir begitu saja seperti air. Melalui banyak rintangan yang menghadirkan cerita dan pengalaman, yaitu sebuah proses melalui aktualisasi. Bagaimana setiap individu dapat mengambil intisari dari semua yang terlewati, dan setiap individu pula yang dapat menilai tiap-tiap hati.

Mungkin orang-orang menganggap kita-kita ini tidak melakukan apa-apa, dan ketika menghadirkan sesuatu yang telah direncanakan jauh-jauh hari dianggap tidak memiliki nilai sama sekali. Biarlah, kita hadir bukan untuk diakui, kita hadir untuk berkontribusi dan sudah selayaknya kita berada diluar zona nyaman.

Teman-temanku yang bersahaja, saya senang pernah berada dalam satu wadah bersama kalian. Mematangkan bersama ide-ide yang mentah itu. Tiap individu memiliki cara-cara yang berbeda untuk mencapai satu tujuan yang baik, dan disini kita semua belajar bagaimana memasak ide-ide dari perspektif yang berbeda. Kadang merasa paling benar dan hebat, wajar karena tiap orang memiliki prinsip dalam bersikap.

Dipenghujung cerita ini mari kita buat seperti senja yang manis, sudah kita lewati bersama teriknya siang yang begitu panjang dan haru. Karena percayalah setelah senja akan hadir purnama yang begitu indah. Semoga sedih dan suka yang pernah terasa dapat dijadikan pengalaman untuk perjalanan selanjutnya, dan juga setelah kita lepas dari ikatan wadah ini, kita akan membuat ikatan yang lebih intim, yaitu Ikatan keluarga.

Maafkan jika pernah ada kata dan sikap yang mungkin pernah menyakiti perasaan kalian. Karena terkadang emosi mengalahkan logika. Sehingga kata-kata keluar dengan begitu buasnya dan sikap memberontak mengalahkan pikiran.

Kalian punya tempat untuk pikiran ini mengenang, salam manis.

Dalam kehidupan, sudah menjadi wajib adanya keterbalikan. Manfaat dari sakit adalah untuk mengingatkan betapa berharganya kesehatan, dan ketika kita bertengkar akan mengingatkan bahwa, betapa manisnya mencintai.