Rabu, 31 Juli 2019

Kebahagiaan Jiwa yang Abadi

https://content.artofmanliness.com/uploads/2013/03/allegory.jpg
Epithumia (Kuda Hitam), Thumos (Kuda Putih), Logos (Kusir)
Bahagia? Tentu menjadi tujuan semua orang. Munafik rasanya jika ada orang yang tidak ingin bahagia. Seorang penjahat pun melakukan kejahatan demi mengejar kebahagiaan. Namun apakah kamu sudah bahagia saat ini? kamu yang tahu jawabannya.

Plato seorang filsuf Yunani (427SM - 347SM), ia mengenalkan tiga unsur jiwa seorang manusia yaitu Epithumia, Thumos, Logostikon, yang akan menjadi jalan untuk mencapai kebahagiaan. Bagi Plato, badan ini digerakan oleh jiwa, maka jika ingin berbahagia, perbaiki jiwanya. Kata Plato, jiwa ini seperti dua ekor kuda (hitam dan putih)) yang digerakan oleh seorang kusir, namun kedua kuda ini memiliki sayap.

1. Epithumia (Kuda Hitam)

Epithumia, adalah bagian paling rendah di jiwa manusia, letaknya berada di perut sampai kaki. Pada bagian Epithumia ini terdapat tiga nafsu, yaitu:
  • Nafsu makan
  • Nafsu minum
  • Nafsu seks
Karena letaknya jauh dari kepala, maka ketiga nafsu ini sangat sulit dikendalikan oleh rasional (akal). Ketiga nafsu ini tak bisa dihindarkan dari seseorang karena ini insting alami. Tapi tetap, ketiga nafsu ini harus terpenuhi secara tidak berlebihan (pas).

2. Thumos (Kuda Putih)

Level selanjutnya kita naik, yaitu di daerah atas perut sampai leher. Thumos dapat diibaratkan apinya kehidupan. Unsur ini berkaitan dengan keinginan seseorang tapi bukan dengan nafsu, keinginan yang rasional. Seperti keinginan seseorang untuk mendapatkan pengakuan (jabatan, status sosial, dll).

Namun Thumos dapat menjadi irrasional (tidak masuk akal) ketika akal sudah tidak dapat mengendalikan keinginan, tetapi akal yang diperbudak oleh keinginan sehingga akal itu mati. Seperti contoh segerombolan suporter tim sepak bola yang fanatik dapat membunuh suporter tim sepak bola musuh bebuyutannya  Itulah kenapa Thumos itu harus tetap dikendalikan rasional (akal) sehingga tidak berlebihan (pas).

3. Logostikon (Kusir)

Sekarang kita telah dipuncaknya jiwa, yaitu kepala. Menurut Plato, pada bagian ini adalah unsur yang paling jernih untuk mengatur dua unsur sebelumnya. Karena dengan mengendalikan kedua unsur tersebut (kuda putih dan kuda hitam) maka jalannya delman (tubuh) akan sampai pada tujuan yang tepat atau mencapai kebahagiaan yang abadi.

Kalau diibaratkan, kedua unsur di bawah (Epithumia dan Thumos) seperti gentong yang bocor, diisi terus-menerus maka airnya tidak akan penuh. Sedangkan Logostikon akan semakin berisi ketika diisi terus (oleh ilmu).

Kesimpulan

Maka menurut Plato, Menyanggupi kebutuhan dua unsur (Epithumia dan Thumos) hanya akan mendapatkan kenikmatan (yang sementara) bukan kebahagiaan (abadi). Karena kebahagiaan yang sesungguhnya itu tidak bergantung pada fisik yang selalu berubah (nafsu makan membutuhkan makanan, bekerja keras untuk menghasilkan uang) tetapi yang lebih dibutuhkan adalah ilmu (hanya membutuhkan jiwa dan akal yang sehat).


Setelah ketiga unsur diatas telah terkendalikan dengan baik (Epithumia, Thumos, Logostikon), maka kata Plato, seseorang akan merasa dekat dengan illahi (Tuhan). Sehingga kuda hitam dan kuda putih (Epithumia dan Thumos) memiliki sayap (Eros) yang dikendarai oleh kusir (Logostikon) mampu menerbangkan delmannya (tubuh) agar lebih dekat dengan Tuhan.

Senin, 29 Juli 2019

Dunia Sophie: Mitos-mitos

Hasil gambar untuk mitos thor

Sophie yang akhir-akhir ini sering mendapatkan surat dari orang misterius itu, jadi mulai terbiasa dan terbuka pikirannya tentang untuk apa ia ada di dunia ini? dan dari mana asalnya dunia ini? Sore itu Sophie mendapatkan amplop coklat untuk dirinya, ya orang misterius itu mengirimkan surat lagi dan memberikan les filsafat seperti biasanya.

Gambaran Mitologis Dunia

Kita dari kecil sudah sering mendengarkan mitos-mitos mengenai apapun, dan hal tersebut sudah terjadi ribuan tahun lalu di zaman yunani kuno. Kita akan mengambil salah satu contoh mitos yang beredar di Skandinavia ratusan tahun lalu yaitu tentang Thor.
Bangsa Viking di Norwegia kala itu mengenal mitos tentang adanya Thor, seorang dewa yang menaiki kuda dan memiliki palu ajaib. Mereka percaya bahwa Thor adalah dewa kesuburan. Ketika halilintar lewat di atas langit, yang mereka percayai adalah Thor dengan mengendarai kudanya sedang melintasi langit, setelah kilat itu menyalak maka hujan pun akan turun dan membasahi bumi sehingga tanaman-tanaman akan tumbuh subur.

Diluar itu, bangsa viking percaya bahwa mereka hidup dibayang-bayangi oleh kekuatan jahat. Mereka membaginya menjadi tiga alam, manusia hidup di alam tengah-tengah atau Midgard. Para dewa yang baik hidup di alam dalam yaitu Asgard, dan para raksasa jahat hidup di alam luar yaitu Utgard. 

Mitos yang paling dikenal kala itu ialah Syair Thrym. Diceritakan ketika Thor terbangun dari tidurnya dan mendapati palunya sudah tidak ada. Ia segera mendatangi ajudannya yang bernama Loki dan berprasangka bahwa palunya telah dicuri oleh raksasa jahat Thrym. Loki langsung mendatangi Freyja yang dikenal sebagai dewi kesuburan yang memiliki sayap, untuk meminjam sayapnya dan terbang menuju Jotunheim, istana para raksasa.
Sesampainya di Jotunheim, Loki menanyakan kepada Thrym mengenai palu Thor yang dicuri olehnya, raksasa itu mengakui telah mencuri palu Thor dan telah dikubur di bawah tujuh lapisan bumi. Thrym sebagai pimpinan para raksasa memberikan syarat kepada Loki apabila palu Thor ingin dikembalikan maka kerajaan para dewa harus menyerahkan Freyja untuk dinikahinya.

Sesampainya di Utgard Loki segera memberi tahu kepada Freyja agar segera mengenakan gaun pengantin dan menikahi Thrym. Tentu ini kabar buruk, karena apabila Freyja menikahi raja raksasa itu maka tumbuh-tumbuhan di bumi tidak akan tumbuh. Namun apabila ia tidak menikahi raja raksasa maka palu Thor tidak akan kembali, padahal palu itu salah satu senjata untuk melawan para raksasa.

Lalu dewa Heimdall mendapatkan sebuah gagasan agar Thor didandani layaknya seorang wanita untuk menyamar sebagai Freyja. Pada hari pernikahan Thrym mulai curiga karena ketika hidangan disuguhkan, mempelai wanita ini makan banyak sekali daging kambing dan bir, lalu ketika ia melihat dibalik pakaiannya matanya amatlah merah. Namun Loki mampu meyakinkan kepada Thrym bahwa wanita ini adalah Freyja.

Ketika Thrym menyuruh anak buahnya untuk mengambil palu dan menaruhnya, dengan segera Thor bangkit dan mengambil palu itu dan membunuh para raksasa yang hadir saat acara pernikahan itu. Dengan kembalinya palu tersebut maka tumbuhan di bumi kembali subur.

Makna dari Semua itu

Mitos-mitos itu menggambarkan tentang keseimbangan antara kekuatan baik dan jahat yang tak mampu dijelaskan kepada manusia saat itu, sehingga lahirlah mitos itu untuk menjelaskan secara mudah kepada orang-orang. Maka kala itu lahirlah ritual-ritual agar tumbuh-tumbuhan mereka dapat tumbuh subur, yaitu dengan menyerahkan daging kambing kepada para dewa-dewa untuk menambah kekuatannya sehingga mampu melawan para raksasa jahat.

Kehadiran Para Filosof

Orang-orang yang tidak mempercayai kebenaran dari mitos itu ialah para filosof yang selalu mempertanyakan tentang suatu peristiwa yang terjadi di dunia, dan mereka ingin mengetahui penjelasannya secara alamiah, bukan dari kekuatan supranatural. Maka dari itu para filosof mencari jawaban-jawaban tersebut dan ingin membuktikan kepada orang-orang secara ilmiah sehingga mitos-mitos tersebut dapat dipatahkan.

Kita di Indonesia juga sering mendengar mitos yang serupa bukan? seperti para petani yang melakukan ritual Wiwitan yang dilakukan petani di Kulonprogo. Kehadiran mitos-mitos itu menurutku niatnya baik namun kita juga harus menangkapnya secara rasional, seperti "Kalau menyapu tidak bersih nanti dapet jodoh bewokan", "Jangan bangun kesiangan, nanti rejekinya dipatok ayam". Mitos-mitos itu punya tujuan yang baik untuk mengingatkan kita ke arah yang lebih baik.

Maka dari itu kuharapkan kita semua mampu lebih bijak ketika mendengarkan cerita-cerita sehingga kita dapat melihat "inti" dari cerita tersebut. Salam!