Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

Senin, 17 Agustus 2020

Refleksi Kemerdekaan

Foto Anak-anak Dari Seluruh Dunia Ini Sanggup Membuat Orang Dewasa ...

Merdeka bukan hanya sebuah kata
Merdeka adalah sebuah sikap
Merdeka dalam berpikir
Merdeka dalam bertindak

Tiga per empat abad sudah
Indonesia hadir sebagai bangsa
Di hadapan panggung dunia
Bersemboyankan Bhineka Tunggal Ika

Kaum muda dan tua
Tak jarang berselisih karena pandangan yang berbeda
Untuk satu tujuan yang sama
Menentukan bangsa ini mau dibawa kemana

Sebelum genap satu abad tiba
Ada sebuah pekerjaan rumah bagi generasi kita
Bunga penutup abad apa yang akan kita punya
Bunga untuk merenungi kekalahan
Atau bunga untuk merayakan kemenangan

Dirgahayu!
Dirgahayu Indonesiaku

Jumat, 20 Maret 2020

Pandemi

Awal tahun yang tak terduga
Telah tersiar banyak peristiwa
Perang dagang hingga perang dunia
Lalu muncul pandemi Corona

Satu persatu negara terkena
Dari pejabat hingga rakyat biasa
Dari bayi hingga orang tua
Tak peduli itu siapa

Ekonomi hancur dibuatnya
Masyarakat gundah gulana
Petugas medis merana
Pekerja harian tak berdaya

Media sosial gempar
Saling adu lempar dalam perdebatan
Banyak bermunculan politisi dadakan
Bahkan hingga pemuka agama sekalipun
Yang tak mengarah pada kebenaran

Senyum-senyum hilang dari peredaran
Banyak wajah tertutup di jalan
Wajah penuh curiga bertebaran
Takut-takut ketularan

Tak mau kalah, para penjahat
Mereka muncul diwaktu yang tepat
Mengais untung dalam keadaan gawat
Memang watak sudah bejat

Kita juga percaya
Banyak orang baik di luar sana
Meluangkan waktunya
Mengerahkan seluruh tenaga
Demi kepentingan semua

Dengan kemungkinan terburuk kita waspada
Dengan kepercayaan penuh kita berusaha
Dengan hati jernih kita berdoa
Berharap pandemi ini segera mereda

Badai pasti kan berlalu
Pelangi akan muncul setelahnya
Mungkin alam sedang memperlihatkan sesuatu
Setelah apa yang kita lakukan padanya

Lebih baik menyalakan lilin
Daripada mengutuk kegalapan

Sabtu, 30 November 2019

Blewi, Kucing Kampung


Perkenalkan namanya Blewi
Kucing kampung yang pendiam
Tak banyak bersuara tapi manja
Hitam putih warnanya

Dia pengganti Alex
Kucing oranye yang kurang ajar
Sudah kubelikan makan, hilang entah kemana
Awas aja kualat

Kembali ke Blewi
Dia betina yang cantik jelita
Hobinya hamil dan berkelana
Semoga saja tidak menghilang

Selasa, 26 November 2019

Pukul Dua

Aku mulai mempertanyakan
Apakah benar aku mencintai?

Dengan sejujurnya aku katakan
Sungguh mati aku telah jatuh
Pada segala tutur dan sikapmu
Seperti tulip yang mekar di taman
Atau sinar rembulan yang pecah di gelap malam

Lantas atas nama semua rasa ini
Aku tidak akan memaksa!
Kepada kau untuk membalasnya

Air akan tetap mengalir
Membanjiri sungai-sungai hingga ke tepian anaknya

Nona cantik
Tiada rugi aku mengenalimu

Senin, 16 September 2019

Tindak segera!



Kubuka mata pagi ini
Seluruh udara penuh dengan putih
Tidak dingin, namun dada tersesaki

Di televisi tersiar kabar
Pada hutan api berkobar
Kata mereka kami harus bersabar

Kami tak mengenal musim hujan
Juga tak mengenal musim kemarau
Yang kami kenal hanyalah musim bencana

Inilah hak kami sebagai warga negara
Bernafas bebas tanpa sengsara
Namun apa daya
Semua itu hanya isapan belaka

Pak presiden, kami hanya meminta
Karena engkaulah yang punya kuasa
Padamkan api segera
Tindak tegas pelaku segera
Karena kami ingin bernafas lega!

Minggu, 08 September 2019

Menolak Lupa!


Ia adalah sebuah suara
Representasi bagi orang-orang merdeka
Merdeka dalam bertindak, merdeka dalam berkata

Ia tak peduli pada pembungkaman
Ia tak takut pada tikaman
Yang ia pedulikan hanyalah kebenaran
Karena cintanya pada kemanusiaan

Segala kenyamanan orang pada umumnya ia tinggalkan
Karena nyaman baginya adalah menaklukan penindasan
Walau nyawa sekalipun dihilangkan

Ia takluk oleh racun di udara
Istirahatlah dengan tenang di surga sana
Karena semangatmu akan berlipat ganda
Kami disini sepakat untuk menolak lupa!

Rabu, 21 Agustus 2019

Kematian

Kita sering terpesona dengan kehidupan dunia
Tanpa mengindahkan kehidupan setelahnya
Kehidupan abadi yang tiada habisnya.

Setiap yang bernafas akan mati
Setiap yang mati akan meninggalkan
Dan setiap yang ditinggalkan akan dirundung kesedihan.

Makhluk-makhluk kecil yang telah pergi
Pergi jauh melintasi pintu-pintu langit
Semoga kau tenang di kehidupan sana

Selamat jalan!
Semoga Allah menempatkanmu di tempat terbaik.


Sabtu, 17 Agustus 2019

Untuk Negeriku


Ibu kini umurmu semakin menua
Namun bisakah anak-anakmu ini semakin dewasa?
Dewasa dalam bersikap tentunya.

Ibu, entah apa yang kau rasakan sekarang
Cobaan tiada hentinya menghujam hatimu
Tikus-tikus maruk masih berkeliaran
Badut-badut penghibur tiada hentimya berpenampilan

Tapi banyak hal yang masih kuyakin bu
Darahmu akan tetap merah penuh keberanian
Tulang putihmu akan tetap bersih menjernikan hati dan pikiran
Slogan bhinekamu akan terus berkumandang
Falsafahmu tiada terkikis oleh zaman
Dan garudamu akan terbang tinggi, tinggi menembus kegemilangan.

Bu, aku cinta tanahmu dengan seluruh keindahan bentang alamnya
Aku cinta rakyatmu dengan segala ragam budayanya
Biarlah cinta ini ada, dan berbiak hingga tak terbatas.

Muda-mudi membakar semangatnya untuk menaklukan dunia.
Kaum tua memberi kebijakannya dalam menata arah haluannya.

Dirgahayu Republik Indonesiaku!

Minggu, 21 Juli 2019

Tulip di Pekarangan Rumahmu


Jika aku seorang penyihir
Aku ingin menjadi tulip
Yang tumbuh di pekarangan rumahmu
Membisu diantara bunga-bunga yang lain

Aku melihatmu
Sedang duduk di bangku teras rumah
Termenung dengan secangkir teh di atas meja
Dari sini ingin sekali ku berkata
Selamat pagi nona muda.