Minggu, 10 Desember 2017

Mereka yang Ikhlas

Mungkin sudah sering semua orang dengar tentang pepatah “Dimana ada pertemuan, disitu ada perpisahan”, terdengar mainstream memang. Seperti halnya ketika memasuki sebuah ikatan yang mungkin akan terbatas waktu. Namun yang terpenting, bagaimana menjaga ikatan tersebut tak tergerus waktu.

Bertemu orang-orang yang sebelumnya belum mengetahui sifat dan karakteristik-nya adalah seperti berkelana menyusuri jejak yang misteri. Yang sebelumnya memiliki anggapan yang berbeda setelah mengetahui realitanya.

Waktu dari hari ke hari tak pernah henti, semua mengalir begitu saja seperti air. Melalui banyak rintangan yang menghadirkan cerita dan pengalaman, yaitu sebuah proses melalui aktualisasi. Bagaimana setiap individu dapat mengambil intisari dari semua yang terlewati, dan setiap individu pula yang dapat menilai tiap-tiap hati.

Mungkin orang-orang menganggap kita-kita ini tidak melakukan apa-apa, dan ketika menghadirkan sesuatu yang telah direncanakan jauh-jauh hari dianggap tidak memiliki nilai sama sekali. Biarlah, kita hadir bukan untuk diakui, kita hadir untuk berkontribusi dan sudah selayaknya kita berada diluar zona nyaman.

Teman-temanku yang bersahaja, saya senang pernah berada dalam satu wadah bersama kalian. Mematangkan bersama ide-ide yang mentah itu. Tiap individu memiliki cara-cara yang berbeda untuk mencapai satu tujuan yang baik, dan disini kita semua belajar bagaimana memasak ide-ide dari perspektif yang berbeda. Kadang merasa paling benar dan hebat, wajar karena tiap orang memiliki prinsip dalam bersikap.

Dipenghujung cerita ini mari kita buat seperti senja yang manis, sudah kita lewati bersama teriknya siang yang begitu panjang dan haru. Karena percayalah setelah senja akan hadir purnama yang begitu indah. Semoga sedih dan suka yang pernah terasa dapat dijadikan pengalaman untuk perjalanan selanjutnya, dan juga setelah kita lepas dari ikatan wadah ini, kita akan membuat ikatan yang lebih intim, yaitu Ikatan keluarga.

Maafkan jika pernah ada kata dan sikap yang mungkin pernah menyakiti perasaan kalian. Karena terkadang emosi mengalahkan logika. Sehingga kata-kata keluar dengan begitu buasnya dan sikap memberontak mengalahkan pikiran.

Kalian punya tempat untuk pikiran ini mengenang, salam manis.

Dalam kehidupan, sudah menjadi wajib adanya keterbalikan. Manfaat dari sakit adalah untuk mengingatkan betapa berharganya kesehatan, dan ketika kita bertengkar akan mengingatkan bahwa, betapa manisnya mencintai.

Minggu, 26 November 2017

Sebuah Tanda Tanya

Sore ini, diantara titik hujan dan kelabunya jiwa
Termenung pikiran akan segala isinya
Apabila kau bertanya tentang apa
Nurani pun tak bisa menjawab pula

Apa mungkin
Aku terlalu jauh dengannya
Aku lupa dengan segala kewajibannya
Maafkan aku, Tuhanku

Aku terlalu asik dengan duniaku
Pantas bagiku menerima hukumanmu
Menjadi orang yang linglung
Buta entah kemana arah menuju.

26 November, 2017
16.04 WIB